Daftar Blog Saya

Senin, 28 Maret 2011

Minggu, 27 Maret 2011

membuat efek 3D " lighting effect "

Dengan Adobe photoshop, Efek 3D bisa dibuat dengan bermacam cara. Salah satunya pake lighting effects. Coba deh… keren banget pokokna mah…
pertamax, buat dokumen baru ukuran seperi ini :
undefined
Background pake warna biru tua, terus bikin huruf O pake font sejuta umat “times new roman” warna biru muda.

langsung klik kanan layer huruf O tadi klik rasterize layer. Lalu CTRL+click maka huruf O tadi akan terseleksi. Klik layer mask seperti gambar dibawah.

klik channel palette, yang letaknya sebelah layer palette. contreng RGB, red, green, blue di hilangin, nya Tekan CTRL+clik di O - mask, bukan omas.. hehehe..

nah setelah O nya terseleksi, klik filter -> blur > gaussian blur.

radius nya kasih angka 9 yaa..

Ulangi langkah pem-blur-an ini dengan radius 6 terus 3 terus 1.
setelah selesai.. kembali ke layer palette. tekan layer O nya. supaya berubah kembali warna nya menjadi biru. tekan CTRL+D untuk menghilangkan seleksi.

Klik filter > render > lighting effects. setting seperti gambar dibawah :
undefined
hasilnya begini :

Untuk mempertegas 3D nya pake drop shadow. Klik kanan layer O trus klik blending option, klik drop shadow. setting seperti gambar dibawah :
undefined
hasilnya :
undefined
keren kan?? coba di Zoom deh , keliatan contour nya, itu dari efek lightning.

Coba yaa..

Tutorial Photoshop : Membuat Text Transparan


11.jpg
Pertama buka file gambar di photoshop. Lalu buat text dengan text tool dengan warna putih.
21.jpg
Gunakan font Times New Roman “60″, dan tulis text nya.
Lalu di text layer klik kanan dan pilih “Blending Options…”. pilih blending option Multiply.

31.jpg
lalu klik “Bevel and Emboss”. Dan sesuaikan dengan gambar dibawah
41.jpg
Eits….Jangan klik OK dulu, masih ada yang harus disetting.
Klik “Stroke”.
51.jpg
Nah sekarang boleh deh klik “OK.”
Gambar harus jadi kayak gini yaa..
61.jpg
Lalu klik kanan kembali layer text kemudian klik “Blending Options…”. Klik “Bevel and Emboss”. Supaya keliatan 3D.
71.jpg
Eits…jangan klik Ok… masih ada yang harus dikerjakan.
Sekarang tandai dan klik “Contour”. Settingan seperti gambar bawah.
81.jpg
Lalu klik Color Overlay.
Setting seperti gambar.
91.jpg
Lalu klik OK.
Lalu sambil tekan ctrl klik layer text. Maka akan keluar garis putus-putus di tepi huruf. Lalu buat layer baru dengan klik di toolbar layer > new > layer.
Masih di layer baru, klik brush tool dan gunakan blur brush 5px. Jangan lupa, foreground color dirubah menjadi putih.
10.jpg
Lalu warnai tepi huruf dengan brush tool tadi. Tipis saja supaya kelihatan
lebih terang. Lalu ganti blending mode dengan overlay.
Hasilnya harus seperti ini :
111.jpg
Selamat mencoba!!

Senin, 21 Maret 2011

Sharing File MP3 Lewat Facebook

Saat ini facebook sudah menjadi salah satu alat komunikasi penting dikehidupan umat manusia, terutama bagi kaula muda yang tidak ingin dibilang ketinggalan zaman. Selain sebagai sarana komunikasi, facebook juga menjadi sarana untuk saling bertukar “apa saja” yang bisa dishare secara online. Salah satunya adalah sharing file MP3 dengan teman lewat facebook.
Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
Pada dasarnya, facebook tidak menyediakan fasilitas kepada usernya untuk sharing file karena hanya menyediakan fasilitas share video seperti youtube. Untuk membuatnya bisa, pengguna facebook harus menggunakan jasa pihak ketiga sebagai media untuk menyimpan file MP3. Berikut langkah-langkah share file MP3 di facebook:
  • Buat account di Cloud App yang bisa diakses melalui http://my.cl.ly/register dan jangan lupa konfirmasi pendaftaran tersebut.
    Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
  • Setelah itu, login ke website Cloud App (Biasanya, anda akan login secara otomatis ketika mengkonfirmasi pendaftaran di CloudApp).
  • Upload file MP3 yang ingin anda sharing.
    Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
  • Klik nama file yang baru saja anda upload.
    Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
  • Setelah itu, klik tombol download. Ditengah-tengah proses download, klik kanan dan pilih Copy Download Link (Hentikan proses download dengan menekan tombol X pada bagian kanan atas karena proses ini hanya untuk mengkopy URL dari file MP3 yang ingin anda share).
    Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
  • Setelah itu, buka account facebook.
  • Pada bagian feed status (Tempat untuk melakukan update status), klik menu Link dan paste URL dari file MP3 yang sudah dicopy sebelumnya. Selanjutnya, klik tombol Attach.
    Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
  • Jika diperlukan tambahkan beberapa keterangan tambahan seperti saat update status di facebook.
    Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
  • Klik tombol Share yang membuat file MP3 anda bisa didengarkan langsung oleh pengunjung yang lain.
    Sharing File MP3 Lewat Facebook Image
  • Klik tombol paly dan dengarkan file MP3 melalui facebook.
Selesai, sekarang anda bisa berbagi file MP3 dengan teman-teman di facebook. Jika diinginkan, tambahkan file MP3 pada wall facebook teman anda.
Selain digunakan untuk share file MP3 pada facebook, fasilitas Cloud App juga bisa digunakan sebagai sarana sharing file lain seperti file text, gambar, video dan file yang lain. Selanjutnya, gunakan link download tersbut pada web 2.0 yang lain seperti twitter, linkedin, koprol dan web-web lainnya.
Selamat mencoba dan perkaya wawasan anda dengan terus membaca update artikel di FastNCheap Blog!

Cara Menangani “Consider Replacing Your Battery” Pada Windows 7 Read more: http://blog.fastncheap.com/cara-menangani-consider-replacing-your-battery-pada-windows-7/#ixzz1HAnXt1Rm

Bagi Anda pengguna laptop dengan sistem operasi Windows 7, cepat atau lambat Anda pasti akan mendapatkan notifikasi “consider replacing your battery” disertai dengan munculnya tanda silang merah di ikon baterai yang ada di system tray. Notifikasi yang muncul ketika Windows 7 “menganggap” baterai laptop Anda sudah saatnya diganti.
Cara Menangani Consider Replacing Your Battery Pada Windows 7 Image
Perlu diketahui bahwa notifikasi ini muncul ketika Windows 7 mendeteksi bahwa kapasitas baterai laptop Anda sudah kurang dari 40% kapasitas seharusnya, dan karenanya sudah selayaknya diganti. Namun demikian, sudah banyak laporan dari pengguna Windows 7 di berbagai pelosok dunia yang menyatakan bahwa kadangkala Windows 7 salah dalam mendeteksi kapasitas baterai laptop. Bahkan pernah ada seorang pengguna yang sudah mengganti baterai laptopnya dengan yang baru namun masih tetap mendapatkan notifikasi ini.
Terlepas dari akurat tidaknya Windows 7 dalam mendeteksi kapasitas baterai laptop, rasanya kita sepakat bahwa baterai laptop adalah barang yang mahal. Jadi selama masih bisa digunakan dengan baik (walaupun sudah kurang dari 40% kapasitas ideal), ya tidak perlu diganti. Saya pribadi beranggapan bahwa selama baterai laptop masih bisa bertahan di atas 30 menit maka belum saatnya diganti.
Apabila Anda mengalami masalah “consider replacing your battery” seperti di atas, Anda tidak perlu panik ataupun buru-buru merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli baterai laptop baru. Ada suatu cara sederhana untuk menghilangkan notifikasi yang mengganggu tersebut. Berikut langkah-langkahnya:
  • Charge baterai anda sampai full (99% – 100%), setelah itu matikan laptop Anda. Sampai tahap ini jangan dulu cabut charger-nya.
  • Hidupkan laptop Anda lalu tekan F8 berulang-ulang sampai muncul menu Advanced Boot Options. Pilih Safe Mode.
Cara Menangani Consider Replacing Your Battery Pada Windows 7 Image
  • Setelah sudah masuk ke dalam Windows Safe Mode, barulah cabut charger baterai laptop Anda.
Cara Menangani Consider Replacing Your Battery Pada Windows 7 Image
  • Biarkan saja laptop menyala sampai mati sendiri karena baterainya benar-benar habis. Sangat disarankan untuk tidak mengoperasikan laptop Anda selama proses ini. Biarkan saja sampai laptop mati sendiri.
  • Setelah mati, pasang kembali charger laptop Anda, lalu nyalakan kembali laptop Anda dengan normal. Hasilnya…semua kembali normal! Notifikasi “consider replacing your battery” dan tanda silang merah di icon baterai tidak muncul lagi.
Cara Menangani Consider Replacing Your Battery Pada Windows 7 Image
Teknik di atas pada dasarnya adalah suatu cara untuk mengkalibrasi kapasitas baterai laptop Anda. Dengan menjalankan laptop mulai dari kondisi awal baterai penuh (kapasitas 100%) sampai benar-benar habis (kapasitas 0%), maka Windows 7 jadi “tahu” kapasitas sebenarnya (real capacity) dari baterai laptop, dan secara otomatis men-setting ulang parameter-parameter yang berkaitan dengan baterai laptop tersebut.
Cara ini sudah dicoba ke 2 laptop berbeda, yaitu HP dan Acer, dan terbukti keduanya berhasil dengan sukses. Jadi, Anda sekarang tidak perlu bingung lagi apabila mendapat notifikasi “consider replacing your battery” di laptop Anda.
Catatan
Berdasarkan penjelasan engineer Windows 7 dalam salah satu rilis resmi di website Microsoft, dijelaskan bahwa sebenarnya notifikasi ini awalnya diniatkan untuk menjadi salah satu fitur andalan di Windows 7 (hal ini tidak ada di Windows XP ataupun Windows Vista), yang tujuannya adalah untuk memberi tahu pengguna bahwa baterai laptopnya sudah aus dan karenanya sudah waktunya diganti.
Namun pada kenyataannya, banyak pengguna Windows 7 yang merasa terganggu dengan munculnya notifikasi ini. Sebagian ada yang memperdebatkan bahwa batas (threshold) 40% dinilai terlalu besar mengingat pada kapasitas 30%-an dari kapasitas ideal pun baterai laptop umumnya masih sanggup bertahan sekitar 1 jam, dan ini dirasa masih cukup memadai bagi pengguna laptop. Selain itu harga baterai laptop yang lumayan mahal membuat banyak pengguna enggan mengganti baterai laptopnya kecuali kalau sudah benar-benar rusak.
Namun tak sedikit pula yang menganggap “fitur” ini sebagai bug, mengingat banyaknya kasus dimana Windows 7 terbukti salah dalam mendeteksi kapasitas sebenarnya dari baterai laptop. Saya pribadi termasuk yang menganggap hal ini sebagai bug! Mengapa? Karena ketika laptop HP saya mendapat notifkasi ini saya melakukan pengujian dengan men-charge baterai sampai penuh kemudian masuk ke Windows normal (bukan Safe Mode) lalu memilih option Power Saver dan mendiamkannya.
Hasilnya, hanya dalam waktu 48 menit laptop saya sudah mati (baterai habis). Ketika sudah saya kalibrasi dan notifikasinya sudah hilang, saya lakukan hal yang sama. Saya charge sampai penuh kemudian masuk Windows normal lalu memilih Power Saver dan mendiamkannya. Hasilnya sungguh berbeda! Butuh waktuh 1 jam 24 menit sebelum akhirnya laptop saya mati karena daya di baterai habis. Jadi ada beda sekitar 40 menit disini, dan menurut saya selisih 40 menit ini sungguh sangat signifikan.

Senin, 07 Maret 2011

Objek Wisata Simagomago di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapsel

Dulu Primadona, Sekarang Nyaris ‘Mago’
Objek wisata Simagomago di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 1980-an hingga 1990-an pernah menjadi salah satu objek wisata paling diminati pengunjung dari Tapanuli Bagian Selatan. Namun, saat ini keberadaan objek wisata berupa pebukitan itu seolah-olah telah mago (hilang) dari pengunjung.
Amran Pohan, Sipirok
Objek wisata Simagomago terletak di inti kota Sipirok dan berjarak sekitar 32 kilometer dari Kota Padangsidimpuan (Psp). Lokasinya di sebelah kanan jalan dari arah Psp menuju arah Tarutung. Di lokasi itu ‘ditawarkan’ pemandangan alam terbuka dan bukit dengan tumbuhan ilalang.
Untuk sampai ke tempat wisata tersebut, kita harus berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer dari pintu masuk atau pinggir Jalinsum Sipirok-Medan. Akses jalannya bisa dilalui dengan tangga-tangga kecil yang telah dibangun oleh pengelola objek wisata. Selain itu, apabila warga ingin langsung membawa kendaraannya juga bisa langsung ke atas pebukitan. Namun sayang jalan menuju bukit itu masih kupak-kapik. 
Sebelum memasuki bukit Simagomago, pengunjung dapat melihat kompleks makam pahlawan yang berada di sebelah kiri kaki bukit. Di pemakaman ini bersemayam para pejuang Sipirok dan pejuang lainnya yang berasal dari Tapanuli atau dari Tabagsel yang gugur dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia dari penjajah.
Sesampainya di atas bukit, kita disuguhi hawa dingin dan pemandangan yang sangat indah. Dari puncak Simagomago kita bisa melihat Kota Sipirok, memandang hijau dan menguningnya padi warga, perkebunan masyarakat, dan juga gugusan Bukit Barisan. Umumnya pengunjung ramai saat hari raya Idul Fitri dan hari libur lainnya.
Selain itu, di bukit ini juga dimanfaatkan menjadi salah satu tempat pelaksanaan perkemahan, baik itu tingkat sekolah, kecamatan, ataupun para keluarga yang bertamasya pada saat berliburan di atas pebukitan.
Faisal (33), salah seorang warga setempat kepada METRO, Minggu (6/3) mengatakan, salah satu keunggulan dan keutamaan yang merupakan daya tarik tersendiri bagi Simagomago adalah pemandangan alam terbuka dan bukit dengan tumbuhan ilalang yang cocok untuk tempat jalan-jalan menghilangkan kepenatan dari segala kesibukan kerja.
“Pada dasarnya keunggulan yang dimiliki Simagomago sehingga pengunjung begitu berminat ke sini adalah karena menyuguhkan pemandangan alam terbuka dan semilir angin yang berhembus. Sangat cocoklah terutama bagi muda-mudi. Tapi sekarang tampak sudah jauh berkurang pengunjungnya jika dibanding tahun 1980-an atau 1990-an,” ujar Faisal.
Beberapa pengunjung yang datang secara rombongan kepada METRO, Minggu (6/3) mengatakan, mereka ingin menikmati pemandangan alam dari atas bukit Simagomago. Meski baru pertama kali mengunjungi lokasi tersebut, mereka mengaku cukup terkesan.
“Kami baru pertama datang ke mari, dan kami tahu dari kawan juga. Pemandangannya cukup bagus, apalagi udaranya begitu sejuk, asyik begitulah. Tarif masuknya juga terjangkau, kami masih ada rencana berkunjung lagi,” ucap Harahap (40), salah seorang dari 10 pengunjung yang datang berombongan.
Boru Siregar (30), petugas yang menjaga di pintu masuk objek wisata tersebut kepada METRO mengungkapkan, jumlah pengunjung yang datang ke Simagomago tidak menentu lagi. Diakuinya jika dibandingkan tahun 1980-an atau 1990-an, jumlah pengunjung jauh berkurang.
“Kalau pengunjung saat ini tak tentu bang, dan pastinya kami tak tahulah, karena tak pernah dihitung. Kalau dibanding tahun 80-an atau 90-an jelas menurunlah,” terangnya sambil menyebutkan tarif masuk pengunjung Rp2.000 per orang.
Amatan METRO, seiring dengan berjalannya waktu, objek wisata Simagomago saat ini sepi pengunjung. Pengunjung yang datang setiap hari diperkirakan 20-30-an orang. Padahal tahun 1980-an hingga 1990-an penjunjung yang datang pada hari biasa mencapai 100-an orang, sementara saat hari libur mencapai 200-an orang lebih.
Kondisi ini diduga diakibatkan semakin banyaknya objek wisata di beberapa daerah lainnya. Selain itu fasilitas di Simagomago juga terkesan kurang diperhatikan. Seperti kondisi jalan yang aspalnya mulai terkelupas, beberapa pendopo tempat berteduh yang sudah kotor dan ditutup semak belukar.
Pemerintah daerah diminta memperhatikan kondisi Simagomago yang minim pengunjung. Sebab, jika objek wisata tersebut tetap ramai dikunjungi, tentu mampu meningkatkan perekonomian warga setempat sekaligus menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) ke depan. (***)

Sabtu, 05 Maret 2011

Mandailing Bukan Batak

undefinedPada “Konvensyen Sejarah dan Budaya Negeri Perak Darul Ridzuan” di Dewan Jubli, Politeknik Ungku Omar, Ipoh, Perak, Malaysia, 29 september 2001 lalu, sejarawan Malaysia Mohamed Azli Bin Mohamed Azizi mengatakan bahwa Mandailing bukan Batak.

Dalam makalah bertajuk “Sejarah kedatangan orang- orang Mandailing ke semenanjung tanah Melayu”. Mohamed Azli Bin Mohamed Azizi mengatakan bahwa pendapat tersebut telah didukung oleh sarjana Belanda, Jerman dan Indonesia. Mereka adalah Prof. Dr. G.A. Wilken Hoogleeraar Van Het Rijks dari Universitas Leiden, Dr. Van Deur Tuk, dan Dr. Jughun. Pendapat mereka didukung pula oleh Abdullah Lubis, Mangaraja Ihutan, Dada Muraxa, Pangaduan Lubis, dan Arbain Lubis.

Puncak kekeliruan mengenai “Mandailing bukan Batak” telah tercetus dari satu peristiwa pada tahun 1922 di Kayu Laut, Mandailing. Dalam peristiwa tersebut seorang kepala sekolah HIS bernama Todung Gunung Mulia yang bersekongkol dengan seorang kolonial tentara Belanda dari Sibolga untuk menguatkan orang Mandailing itu sebagai satu rumpun dengan orang Batak demi kepentingan agama dan politik serta pentadbiran (mengelola pemerintahan) bagi penjajah Belanda.

Usaha Todung dan kolonial Belanda tersebut berhasil mendapatkan tanda tangan 14 orang kepala Kuria di Mandailing (yang dari mulanya dilantik sebagai kepala Kuria oleh pihak pentadbiran Belanda) diatas surat pengakuan bahwa Mandailing itu adalah sebagian dari daerah Batak.

Pengakuan tersebut telah membawa arti bahwa tanah Mandailing tergolong dalam daerah tanah Batak dan dengan kemiripan budaya antara kedua etnik itu, maka mandailing dengan mudah dikategorikan sebagai yang berasal dari suku Batak.

Dalam peristiwa ini, orang- orang batak yang beragama Kristen sangat disenangi oleh Belanda, sehingga tercetuslah hasrat mereka untuk menonjolkan etnik Batak sebagai ibu rumpun bagi kaum- kaum yang mempunyai persamaan dalam beberapa aspek budaya di Sumatra Utara yang meliputi daerah Tapanuli Selatan, yaitu Mandailing.

Kenyataan ini juga seakan- akan menggambarkan missionaris Kristen telah berjaya mengkristenkan daerah Tapanuli lebih dari 60% penduduknya, padahal mereka gagal di Tapanuli Selatan dan Mandailing. Jika benar Mandailing itu Batak. Kenapa perlu ada satu pengakuan (1922) di Kayu Laut sebagai pengakuan Mandailing bagian dari rumpun Batak?

Agenda terselubung

Jelas sekali Todung, missionaris Kristen, dan kolonial Belanda dari Sibolga itu mempunyai agenda terselubung untuk menjadikan daerah mandailing sebagai daerah Batak sekaligus menjadikan Mandailing sebagai rumpun Batak yang kebanyakan telah menjadi Kristen.

Peristiwa ini  (yang merupakan satu penipuan kaum Batak dengan Belanda) telah ditentang habis- habisan oleh masyarakat Mandailing hingga kemuka pengadilan Mahkamah Tinggi di Folks Road, Batavia pada tahun 1922. seorang ahli antropologi yang sangat disegani, H. Van Wageningen dari Holland, telah memberi ulasan di Mahkamah mengenai bantahan orang- orang Mandailing itu.

Peristiwa penipuan Batak/ Belanda ini juga dikenal sebagai “Batak Maninggoring” dan telah berakhir dengan keputusan pengadilan di Folks Road yang menyatakan dengan jelas bahwa Mandailing asalnya bukan Batak dan bukan pula bagian dari daerah Batak, dan tidak pernah ditaklukan oleh orang Batak.

Ada juga peristiwa yang menyangkal anggapan Mandailing itu Batak. Kisah tanah wakaf bangsa Mandailing di sungai mati. Medan yang memperlihatkan tuntutan Batak Islam untuk dikebumikan ditanah wakaf khusus untuk orang- orang Mandailing. Perkara ini telah dibawa ke pengadilan Mahkamah Syariah Islam dan juga Mahkamah Raad Van Justice di Medan.

Keputusan kedua mahkamah itu menyatakan, orang- orang batak meskipun beragama Islam tidak boleh dikebumikan di tanah wakaf yang dikhususkan untuk orang- orang Mandailing karena mereka tetap bukan orang Mandailing. Orang batak yang telah Islam dan tinggal ditanah Mandailing juga tidak benar dikebumikan di tanah wakaf Sungai Mati di Medan karena meraka bukan orang Madailing* ABD.WAHID LUBIS.

Ratu Opera Batak dari Tiga Dolok boru batak Zulkaidah br Harahap


undefinedNgeri-ngeri sedap! Itulah ungkapan cerdas sarat makna dari Zulkaidah br Harahap (60), mantan maskot opera Batak pimpinan Tilhang Gultom pada 1960-an hingga awal 1970-an. Konteks ucapan Zulkaidah br Harahap, yang amat populer dengan panggilan boru Harahap itu, sebetulnya sederhana. Bahwa, menjadi seniman tradisi seperti yang ia geluti selama ini ternyata penuh dinamika. Suka dan duka kerap berjalan beriring. Jarak yang memisahkan keduanya pun terkadang begitu tipis meski di lain waktu bisa begitu jauh merentang; ibarat bumi dan langit. Apalagi ketika nasib opera Batak yang ia geluti sejak tahun 1963 kini sudah lebih dari dua dekade mati suri. Zulkaidah pun dipaksa menerima kenyataan jauh lebih buruk. Bukan saja ia kehilangan panggung seni yang menghidupinya, tetapi sekaligus kehilangan kesempatan memenuhi wasiat (alm) Tilhang Gultom agar ia tetap bisa menghidupi seni tradisi yang ikut membesarkannya tersebut. Agar bisa bertahan hidup, Zulkaidah harus berjualan tuak dan kacang goreng keliling. Ikut kapal penyeberangan Danau Toba dari Tuktuk ke Tomok di Pulau Samosir sudah kerap ia jalani. Setiap ada keramaian di desa-desa yang bisa ia capai, tentu akan didatanginya.

Namun, satu hal yang tak pernah ia lupakan, ke mana pun pergi aneka jenis sulim—seruling khas yang biasa ia gunakan untuk mendendangkan lagu-lagu opera Batak—selalu menyertainya, bahkan di kala tidurnya. “Sambil jual tuak dan kacang goreng, ketika lagi tidak ada pembeli, kutiuplah sulim dalam irama lagu ungut-ungut (lagu kesedihan). Pernah sekali waktu, saat aku tiup sulim sambil duduk di pokok kayu tak jauh dari pesta keramaian, eh, datang bapak-bapak. Katanya, ’Namboru, sedih ’kali, ya, suara sulim-nya.’ Lalu orang pun satu per satu datang. Pokoknya ramai,” ujar Zulkaidah. Alhasil, tambahnya, tak ada lagi orang ke pesta itu. “Semua ngerubungi aku. Pemilik pesta pun datang, bayarin tuak dan kacang goreng. Dia borong semua, tapi dengan syarat aku dimintanya pergi. Kejadian seperti itu sering terulang di banyak tempat,” katanya. Kini pun, meski tak lagi jualan keliling lantaran usianya kian senja, ia masih berjualan tuak serta sedikit penganan di kedai kopinya di tepi jalan raya Desa Tiga Dolok, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Di salah satu tiang penyanggah, tak jauh dari tempat penggorengan, tersangkut kantong kain lusuh berisikan peralatan sulim, yang hingga kini masih setia menemani Zulkaidah.

Ditemui pada suatu malam gerimis di Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) di Pematang Siantar, beberapa waktu lalu, Zulkaidah begitu energik ketika memainkan sulim dan hasapi (kecapi dua tali) secara bergantian. Sesekali vokalnya yang bening muncul ke permukaan lewat nyanyian onang-onang (tentang adat istiadat) dan ungut-ungut. Pada masanya, berkat talenta bermain sulim dan vokalnya yang bening itu, Zulkaidah tak ubahnya bagai “ratu” yang selalu ditunggu kemunculannya di atas panggung opera Batak. Sejak bergabung sebagai tukang masak dan penjaga anak-anak para pemain opera Batak pada usia 13 tahun, Zulkaidah sudah merasakan pahit getir hidup di tengah komunitas seni tradisi. Sampai kemudian “karier”-nya meningkat menjadi pemain, pemusik, dan pelantun lagu-lagu opera Batak, ia pun tampil bagai sri panggung yang diidolakan. Apalagi sejak suara beningnya mulai di-”rekam” dengan tape recorder saat ia diundang ke rumah orang-orang kaya, Zulkaidah mengaku serasa bagai hidup di atas awan. Katanya, “Seperti melayang-layang. Ke mana-mana dijemput naik sedan.” Bahkan, setelah bangkrut pun ia mengaku masih “melayang-layang” bila ada wartawan datang, difoto-foto, dan masuk koran. Tak peduli para tetangga kerap men-cemeeh-nya sebagai seniman penjual kacang goreng. Lebih-lebih saat Rizaldi Siagian (etnomusikolog yang saat itu, 1989, masih sebagai dosen di Universitas Sumatera Utara) datang ke gubuknya. Rizaldi mengajak Zulkaidah pergi untuk ikut pentas di tempat yang baginya bagai tak terjangkau: New York, Amerika Serikat. “Ke Amerika! Ya, ke Amerika. Ini foto-fotonya dan ini fotokopi koran-koran orang Amerika tentang kami. Lalu, ini piagam dari panitia dan dari pemerintah,” kata Zulkaidah begitu antusias. Juga ketika ia bercerita tentang lawatan mereka ke Jepang.

Dua sisi mata uang
“Opung meninggal tahun 1973. Sebelum meninggal, ia minta agar aku meneruskan kelangsungan grup opera Batak yang telah ia bangun dengan susah payah. Kata dia, ’Boru Harahap, jangan kau sia-siakan usaha ini. Kalau kau sia-siakan, awas kau!’ Begitu Opung bilang, seperti mengancam,” kata Zulkaidah mengenang awal dari peristiwa kebangkrutan opera Batak yang ditinggalkan Tilhang Gultom, sang pendiri. Tak ada catatan persis bagaimana kehadiran jenis opera yang lebih mirip teater keliling ini di tanah Batak. Namun, yang pasti, nama Tilhang Oberlin Gultom selalu dikaitkan sebagai pemicu “kelahiran”-nya pada 1920-an ketika ia menggelar tontonan ini di pedalaman Tapanuli Utara. Adapun istilah opera Batak itu sendiri dilekatkan Diego van Biggelar, misionaris Belanda yang datang ke Pulau Samosir pada 1930-an.
Sepeninggal (alm) Tilhang Gultom, atas persetujuan keluarga Tilhang Gultom, perempuan kelahiran Desa Bunga Bondar, Sipirok, Tapanuli Selatan, ini memutuskan melanjutkan usaha pertunjukan opera Batak bernama Seni Ragam Indonesia alias Serindo tersebut. Untuk menghidupi sekitar 70 anggota, ia jual sebagian besar harta yang sempat dikumpulkannya selama menjadi maskot opera Batak semasa Tilhang Gultom. Sawah, tanah, serta perhiasan emas yang melingkari leher, lengan, dan pergelangan kakinya pun dilego. Serindo kembali menggelar pertunjukan keliling dari desa ke desa. Akan tetapi, ternyata “dunia luar” sudah berubah. Penontonnya sebagian besar sudah pergi ke pertunjukan dangdut dan televisi, sementara pajak tontonan dan “pajak” tak resmi dari oknum aparat membuat keuangan Serindo kelimpungan. Modal hidup terus terkuras, sampai akhirnya Zulkaidah menyerah. Tahun 1985 grup opera Batak Serindo ia kembalikan ke pemiliknya, keluarga (alm) Tilham Gultom. Sekitar 45 anggota yang masih tersisa akhirnya ia bubarkan. Hidup dari seni tradisi dan menghidupi seni tradisi, bagi Zulkaidah, ibarat dua sisi dari keping mata uang. Sejak bergabung sebagai tukang masak sampai pada satu masa menjadi tauke grup tersebut, opera Batak bagai sudah mengalir dalam darahnya. “Jadi seniman tradisional seperti kami ini, ya, ngeri-ngeri sedaplah. Bagaimana tak sedap, waktu di Jepang dan Amerika, semua orang hormat. Tidur di hotel mewah, makan tak kurang. Awak merasa kayak presiden saja, padahal cuma penjual kacang goreng,” ujarnya. “Tapi begitu pulang ke rumah, habis dari hotel mewah tidur di tikar. Air kadang tak ada, makan sehari-hari pun terancam. Belum lagi awak di-cemeh orang kampung. Ha-ha-ha…. Kadang-kadang awak berpikir, macam mana pula ini. Tapi sudahlah, darah kita kan sudah di kesenian….” (ken)
Biodata
Nama: Zulkaidah boru Harahap
Tempat Lahir: Desa Bunga Bondar, Sipirok, Tapanuli Selatan, tahun 1947
Pendidikan: Tidak tamat SD
Suami: Pontas Gultom alias Zulkarnaen
Anak:
- Nurjunita
- Nurjuniati
- Bandit
- Halijah

Jumat, 04 Maret 2011

SMAN 2 Plus Sipirok Juara Olimpiade Matematika & Komputer

SIPIROK-NAULI; SMAN 2 Plus Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai salah satu sekolah standar Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) menujukkan prestasi yang menggembirakan. Ini setelah awal tahun 2011, sekolah tersebut meraih juara Matematika dan Komputer dalam Science Competition Expo (SCE) untuk wilayah Sumatera Bagian Utara yang diselenggarakan 26-27 Ferbruari di kampus USU.
Kepala SMAN 2 Plus Sipirok Drs Marwan Harahap MPd didampingi guru pendamping Rodiyah T Siregar SPd dan Laila Sari Siregar SPd kepada METRO, Kamis (3/3) mengatakan, pada olimpiade tersebut, sekolah yang dipimpinnya menurunkan 60 peserta untuk mengikuti delapan mata pelajaran yang diperlombakan. Sementara jumlah peserta sekitar 2.000-an siswa dari wilayah Sumbagut meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat.
“Dari delapan mata pelajaran yang dilombakan, kita meraih juara pertama dan kedua bidang studi Matematika yakni atas nama Maria Septi Aquanta kelasa XI IPA-1 dan Azmi Mulai Tua kelas X-1. Sedangkan pada bidang studi Komputer, anak kita, M Ridho kelas XI IPA-2 meraih peringkat kedua,” ujarnya.
Selain itu, kata Marwan, sembilan siswa peserta lainnya masuk kategori 30 besar dan masih berhak untuk mengikuti pendidikan intensif yang dilaksanakan oleh Komunitas Pengembangan Olimpiade Sains dan Tenaga Pendidik Indonesia (KP-OSTP) di Medan pada tanggal 14-20 Maret mendatang.
“Dari delapan bidang studi yang dilombakan, enam di antaranya masih ada peluang untuk anak-anak kita karena mereka masuk 30 besar dan berhak mengikuti pelatihan secara intensif. Namun khusus untuk Biologi dan Kimia, anak kita belum beruntung dalam kegiatan ini, namun saya yakin ke depan ini dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan di bidang tersebut,” ucapnya mengakhiri. (Khh)

Seputar Kijang Nyebur ke Telaga, Kakek & Balita Tewas

Sopir dan Dua Penumpang Terios Dicari
TAPSEL-SIPIROK; Polres Tapsel hingga saat ini masih mencari sopir dan dua penumpang mobil Daihatsu Terios BK 36 MC yang menyeruduk Kijang Kapsul LGX BK 1594 DK di Jalinsum Aek Latong, Sipirok hingga masuk ke telaga, Rabu (2/3). Akibat lakalantas itu, dua penumpang Kijang, Pariang Tinambunan (72) dan Luster Tumanggor (4), tewas.

(f:metro/amran pohan)
Bagian depan mobil Terios yang ringsek setelah menabrak bagian belakang mobil Kijang Kapsul dan truk di Jalisum Aek Latong, Sipirok, Rabu (2/3) (foto atas). Mobil Kijang yang rusak berat setelah ditabrak Terios dari belakang. Hingga saat ini, aparat Polres Tapsel masih mencari sopir dan dua penumpang Terios.
“Pengemudi dan penumpang mobil Terios BK 36 MC ada tiga orang yang teridentifikasi, yakni satu pria dan dua wanita. Mereka diduga melarikan diri dan saat ini masih terus dicari,” kata Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel) AKBP Subandriya SH MH melalui Kasat Lantas AKP SL Widodo didampingi Kanit Laka Iptu Endang Efendi kepada METRO, Kamis (3/3).
Diutarakan Widodo, belum ada titik terang terkait keberadan sopir dan dua penumpang mobil Terios tersebut.
“Tapi dari cerita sopir mobil Kijang Kapsul, Paido Hasugian, mereka melihat ketiganya keluar dari mobil usai menabrak, dan menumpang mobil jenis pick up ke arah Pasar Sipirok. Kemudian dari Pasar Sipirok naik bus angkutan umum ke arah Kota Psp. Namun setelah kita susuri, tidak juga kita temukan keberadaan mereka,” ujarnya.
Ketika ditanya siapa pemilik mobil Terios tersebut, Widodo dan Efendi mengungkapkan, pemilik mobil itu merupakan warga Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang.
“Pemilik mobil Terios ini dari kartu service yang kita temukan di dalam mobil, diketahui bernama Zairin Purba warga Jalan Imam Bonjol, Nomor 55, Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang,” ungkap keduanya.
Untuk menindaklanjuti ini, sebut kedua perwira itu, Polres Tapsel akan bekerja sama dengan Polres Deliserdang untuk menanyakan kepada pemilik mobil Terios soal kepemilikan mobil dan identitas pengemudi mobil saat lakalantas terjadi.
“Kita akan bekerja sama dengan Polres Deliserdang untuk melacak pemilik mobil dan juga identitas tiga pengisi mobil Terios saat kejadian lakalantas. Sebab kuat dugaan kita ketiganya melarikan diri sesaat setelah kejadian, apalagi ketika mengetahui ada korban yang tewas. Mungkin saja karena ketakutan atau hal lainnya,” sebut mereka.
Ditambahkan Kanit Laka Iptu Endang Efendi, pihaknya masih belum menentukan tersangka dalam kasus lakalantas tersebut. Pasalnya, identitas dan juga keberadaan sopir mobil Terios belum diketahui.
“Kita saat ini masih mencari keberadaan ketiga orang itu bekerja sama dengan Polres Deliserdang untuk mencari pemilik mobil. Sehingga nantinya diketahui siapa yang membawa mobil tersebut dan juga bisa dilakukan pencarian terhadap ketiganya,” pungkasnya.
Jenazah Dibawa Pulang
Sementara itu Direktur RSUD Tapsel dr Ismail Fahmi MKes menuturkan, dua jenazah korban tewas lakalantas di Jalinsum Aek Latong yang rusak parah, Rabu (2/3) siang, yaitu Luster Tumanggor dan Pariang Tinambunan, usai divisum dan diformalin sudah dibawa pihak keluarga ke kampung halamannya untuk dimakamkan, Rabu malam. Demikian juga dengan korban luka ringan yang sudah pulang ke kampungnya di Pea Raja dan Parlilitan Kabupaten Humbahas menggunakan mobil pribadi. 
Kanit Laka Polres Tapsel Iptu Endang Efendi menambahkan, korban tewas dan selamat Rabu malam sekira pukul 19.30 WIB sudah berangkat dari RSUD Tapsel ke kampungnya.
“Korban tewas sudah dibawa pulang, demikian juga dengan korban luka-luka juga sudah pulang semalam. Tidak ada lagi yang tinggal,” ujar Efendi.
Seperti diberitakan sebelumnya, tabrakan beruntun terjadi di Jalinsum Aek Latong, Sipirok, Kabupaten Tapsel, Rabu (2/3) sekira pukul 13.00 WIB. Mobil Kijang Kapsul LGX BK 1594 DK diseruduk mobil Terios BK 36 MC di bagian belakangnya hingga terjun ke telaga. Sesaat kemudian, Terios menabrak truk di depannya hingga terjun juga ke telaga. Akibat lakalantas itu, dua penumpang Kijang, Pariang Tinambunan (72), dan Luster Tumanggor (4), tewas.
Informasi dihimpun METRO dari beberapa warga dan saksi mata menyebutkan, mobil Kijang Kapsul BK 1594 DK yang dikemudikan Paido Hasugian (32) warga Parlilitan, Kabupaten Humbahas bermuatan sembilan penumpang, dan mobil Terios BK 36 MC (sopir belum diketahui, diduga melarikan diri) datang dari arah yang bersamaan yakni arah Sipirok menuju arah Tarutung.
Saat melintas tepat di turunan curam jalan Aek Latong yang rusak parah, tiba-tiba mobil Terios yang berada di belakang mobil Kijang Kapsul melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga, sopir Terios tidak mampu mengendalikan laju mobilnya dan langsung menabrak bagian belakang sebelah kanan mobil Kijang Kapsul. Akibatnya, mobil Kijang langsung terjun bebas ke dalam telaga berkedalaman sekitar 3-4 meter di sisi kanan Jalinsum Aek Latong (jika arah menuju Tarutung dari Sipirok).
Sementara ketinggian Jalinsum Aek Latong ke permukaan air telaga sekitar tiga meter. Beberapa detik kemudian, mobil Kijang tenggelam dalam telaga bersama penumpangnya. Mobil Kijang yang terjun ke dalam telaga tersebut sejumlah kacanya pecah.
Dari kaca pintu yang pecah dan pintu terbuka tersebutlah seluruh penumpang dan sopir Kijang keluar ke permukaan air untuk menyelamatkan diri dan berenang menuju tepi telaga. Penumpang yang selamat ada yang ditolong warga sekitar, rombongan keluarga korban dan pihak kepolisian hingga selamat di pinggir telaga. Sementara, salah seorang penumpang mobil Kijang, Pariang Tinambunan warga Parlilitan, Kabupaten Humbahas tewas setelah dievakuasi ke pinggir Jalinsum dari dalam telaga, demikian juga dengan penumpang lainnya, Luster Tumanggor.
Ternyata setelah menabrak mobil Kijang, laju mobil Terios yang kehilangan kendali tersebut tidak berhenti. Sebaliknya, Terios menabrak truk Fuso yang parkir di pinggir Jalinsum sisi kanan jika arah menuju Tarutung karena mengalami kerusakan radiator.
Karena menabrak bagian depan truk Fuso, mengakibatkan laju Terios berbalik arah atau berputar dan terpental menyusul mobil Kijang Kapsul masuk ke dalam telaga. Jarak mobil Terios dan Kijang di dalam telaga sekitar 10 meter. (khh)

Kamis, 03 Maret 2011

Tabrakan Beruntun di Aek Latong, Kijang Nyebur ke Telaga Kakek dan Balita Tewas

SIPIROK-METRO; Tabrakan beruntun terjadi di Jalinsum Aek Latong, Sipirok, Kabupaten Tapsel, Rabu (2/3) sekira pukul 13.00 WIB. Mobil Kijang Kapsul LGX BK 1594 DK diseruduk mobil Terios BK 36 MC di bagian belakangnya hingga terjun ke telaga. Sesaat kemudian, Terios menabrak truk di depannya hingga terjun juga ke telaga. Akibat lakalantas itu, dua penumpang Kijang, Pariang Tinambunan (72), dan Luster Tumanggor (4), tewas.

(f:mETRO/Amran Pohan)
Warga berupaya mengevakuasi mobil Kijang yang terjun ke dalam telaga di pinggir Jalinsum Aek Latong, Rabu (2/3).Luter, balita penumpang Kijang Kapsul yang tewas saat di gendong neneknya, Boru Pruba( kanan Atas )
Informasi dihimpun METRO dari beberapa warga dan saksi mata menyebutkan, mobil Kijang Kapsul BK 1594 DK yang dikemudikan Paido Hasugian (32) warga Parlilitan, Kabupaten Humbahas bermuatan sembilan penumpang, dan mobil Terios BK 36 MC (sopir belum diketahui, diduga melarikan diri) datang dari arah yang bersamaan yakni arah Sipirok menuju arah Tarutung.
Saat melintas tepat di turunan curam jalan Aek Latong yang rusak parah, tiba-tiba mobil Terios yang berada di belakang mobil Kijang Kapsul melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga, sopir Terios tidak mampu mengendalikan laju mobilnya dan langsung menabrak bagian belakang sebelah kanan mobil Kijang Kapsul. Akibatnya, mobil Kijang langsung terjun bebas ke dalam telaga berkedalaman sekitar 3-4 meter di sisi kanan Jalinsum Aek Latong (jika arah menuju Tarutung dari Sipirok).
Sementara ketinggian Jalinsum Aek Latong ke permukaan air telaga sekitar tiga meter. Beberapa detik kemudian, mobil Kijang tenggelam dalam telaga bersama penumpangnya. Mobil Kijang yang terjun ke dalam telaga tersebut sejumlah kacanya pecah.
Dari kaca pintu yang pecah dan pintu terbuka tersebutlah seluruh penumpang dan sopir Kijang keluar ke permukaan air untuk menyelamatkan diri dan berenang menuju tepi telaga. Penumpang yang selamat ada yang ditolong warga sekitar, rombongan keluarga korban dan pihak kepolisian hingga selamat di pinggir telaga. Sementara, salah seorang penumpang mobil Kijang, Pariang Tinambunan (72), warga Parlilitan, Kabupaten Humbahas tewas setelah dievakuasi ke pinggir Jalinsum dari dalam telaga.
Ternyata setelah menabrak mobil Kijang, laju mobil Terios yang kehilangan kendali tersebut tidak berhenti. Sebaliknya, Terios menabrak truk Fuso yang parkir di pinggir Jalinsum sisi kanan jika arah menuju Tarutung karena mengalami kerusakan radiator.
Karena menabrak bagian depan truk Fuso, mengakibatkan laju Terios berbalik arah atau berputar dan terpental menyusul mobil Kijang Kapsul masuk ke dalam telaga. Jarak mobil Terios dan Kijang di dalam telaga sekitar 10 meter.
Beberapa detik setelah lakantas tersebut, sopir dan penumpang mobil Isuzu Panther BB 1520 LD yang berjarak sekitar 30 meter di belakang mobil Kijang yang juga satu rombongan, langsung memberikan pertolongan kepada penumpang mobil Kijang saat melihat kejadian tersebut.
Boru Purba penumpang Isuzu Panther langsung turun dari mobil setelah melihat kejadian sembari menyebutkan kalau cucunya, Luster Tumanggor (4), warga Kabupaten Humbahas belum ditemukan.
“Sebenarnya kami rombongan dengan mengendarai dua mobil berangkat dari Duri, Riau usai menghadiri pesta adat famili kami. Sebelum kejadian kami selalu jalan beriringan. Namun tiba-tiba di turunan itu (Jalinsum Aek Latong yang rusak parah, red) kami dilewati mobil itu (Terios) dengan kecepatan tinggi. Proses kejadian kami lihat sendiri, kamipun berhamburan memberikan pertolongan. Mereka yang ada di dalam mobil satu per satu muncul di permukaan dan kami tolong. Tapi satu orang meninggal setelah di pinggir jalan akibat lukanya. Sedangkan Luter, cucu saya belum ditemukan dan masih di dalam air itu bersama mobil,” ujar Boru Purba yang merupakan nenek Luter, salah seorang penumpang Kijang Kapsul yang tenggelam.
Junior Simanjuntak (37), salah seorang saksi mata yang juga sopir truk pengangkut elpiji yang sedang parkir sambil memperbaiki radiator truk mengatakan, sebelum kejadian, dari arah Sipirok mobil Kijang Kapsul warna hitam datang. Tiba-tiba di belakangnya mobil Terios datang melaju dengan kecepatan tinggi. Berselang beberapa dektik, sebut Junior, Terios yang berada di belakang menabrak mobil Kijang Kapsul bagian belakang sebelah kanan, dan selajutnya mobil Kijang terjun masuk jurang dan telaga.
Diutarakan Junior, mobil Terios sebelum masuk jurang, terlebih dahulu menabrak truk pengangkut elpiji yang sedang parkir, dan akhirnya terpelanting juga ke jurang. Namun, hanya bagian depan mobil Terios saja yang masuk ke dalam telaga, karena tersangkut di kabel telekomunikasi yang ada sepanjang pinggiran telaga.
“Saya sempat melihat kedatangan kedua mobil itu. Memang mobil paling belakang lajunya sangat kencang seperti putus rem, lantas menabrak bagian belakang Kijang Kapsul. Kemudian Terios menabrak bagian depan truk kami ini, dan akhirnya berbalik arah dan masuk jurang. Saya tak sempat melihat kondisi penumpang kedua mobil, karena saya terkejut dan gemetar ketika truk kami ditabrak saat sedang memperbaiki mesin akibat masuk angin. Kalau sempat bagian depan truk menimpa kami, tentu tak tahu lagi nasib kami bertiga,” kata sopir yang mengaku warga Medan tersebut.
Saksi mata lainnya, Subasri (18), dan L Jhon Tumanggor (62), penumpang mobil Isuzu Panther yang juga rombongan mobil Kijang Kapsul mengaku tidak dapat melihat secara jelas kejadian, karena banyaknya debu beterbangan. Namun, beberapa detik setelah kejadian dan melihat mobil keluarga mereka masuk jurang dan terjung serta tenggelam ke telaga, secara sigap penumpang mobil Isuzu Panther keluar untuk memberikan pertolongan.
Sopir dan penumpang mobil Kijang Kapsul, sebut mereka, ada 10 orang yang bersaudara dari satu kampung yaitu warga Parlilitan, Kabupaten Humbahas. Ke-10 sopir dan penumpang itu yakni Murni Hasibuan (41), Damarus Sihombing (34), Mukka Tumanggor (30), Minta Uli, Lesinter Sihotang (49), Paido Hasugian yang merupakan sopir (32), Lewinter Sihotang, Nursiti Sinaga (64), Luster Tumanggor (4), dan Pariang Tinambunan (72). Luster dan Pariang Tinambunan tewas, sementara korban selamat menderita berbagai luka. Seperti lecet dan lebam di kaki, tangan, kepala, wajah, punggung dan luka lainnya. Sata ini mereka sedang dirawat insentif di RSUD Tapsel di Sipirok.
“Kami merupakan rombongan usai menghadiri pesta di Duri, dan semuanya masih keluarga 10 orang di mobil tersebut (Kijang Kapsul, red), dan 7 orang lagi di mobil yang lain (Isuzu Panther). Kami rencananya mau pulang ke Parlilitan Kabupaten Humbahas dan Pea Raja,” kata mereka.
Proses evakuasi mobil Kijang yang terjun dan terbenam ke dalam telaga sekitar tiga meter dalamnya membutuhkan waktu. Sebab warga sekitar harus menyelam di air keruh untuk mencari di mana posisi mobil. Sekitar 10 menit kemudian, posisi mobil Kijang diketahui dan menggunakan mobil Torado (mobil pengangkut alat berat) yang kebetulan lewat.
Beberapa kali kabel dipasang untuk menarik mobil Kijang tersebut dari dasar telaga, namun sempat lepas dan putus, hingga akhirnya sekitar lima kali dipasang. Mobil secara perlahan bisa ditarik dari dasar telaga. Sesampainya di pinggir telaga, Luster tidak ada di dalam mobil. Sehingga proses pencarian di telaga dengan menyelam terus dilakukan. Sementara, mobil Terios belakangan ditarik oleh alat berat yang berpos di jalan rusak tersebut karena tidak sampai tenggelam. Alat berat itu selama ini digunakan untuk menarik mobil yang tidak mampu melewati tanjakan Aek Latong (jika arah menuju Sipirok).
Dalam proses pencarian Luster, Boru Purba, nenek Luster dalam jeritan tangisnya berdoa agar cucunya ditemukan.
Sekira pukul 17.00 WIB, jasad Luster berhasil ditemukan setelah meminta bantuan orang pintar. Sekitar 5 menit orang pintar ‘bekerja’, jasad Luster muncul dari dasar telaga dan mengambang. Saat itu juga warga dan keluarga mengevakuasinya ke darat dan membawanya ke RSUD Tapsel.
Lewinter Sihotang mengaku setelah mobil Kijang terjun ke dasar telaga dan dirinya masih di dalam mobil, dalam pikirannya, Lewinter dan keluarganya tidak akan selamat lagi. “Huripku nang mate ma hami sude di mobil i (Saya sangka sudah mati kami semua di dalam mobil itu),” ungkapnya.
Sedangkan sopir Kijang Kapsul, Paido Hasugian mengaku mereka bisa selamat dari dalam telaga merupakan sebuah mukjizat.
“Holan nipi ma bisa hami selamat sian mobil ini (Seperti mimpi kami bisa selamat dari mobil ini),” tuturnya.
Kapolsek Sipirok AKP Heru  S ketika dikonfirmasi melalui Kanit Lantas Bripka Syaiful Bahri Siregar membenarkan adanya kecelakaan lalu-lintas tersebut.
Diutarakan Syaiful, sopir dan penumpang Terios belum diketahui keberadaannya karena sudah melarikan diri.
“Sopir dan penumpang Terios melarikan diri ke arah Psp dengan menumpang mobil (angkutan umum). Kita masih melakukan pencarian,” ucap Syaiful. (ran)

PAK WALI Datanglah ke Parluasan!

Cetak E-mail
SIANTAR-METRO; Wali Kota Pematangsiantar Hulman Sitorus diminta segera meninjau Pasar Dwikora, Parluasan dan menemui para pedagang. Sebab sejak kebakaran pasar tradisional tersebut Minggu (27/2) malam, wali kota belum pernah datang hingga Rabu (2/3).

 (f:metro/fahmi)
SAMPAIKAN ASPIRASI- Para pedagang ricuh saat Camat Siantar Utara dan Kadis Pasar berlalu begitu saja dari lokasi Pasar Dwikora, Rabu(2/3).
Permintaan itu disampaikan anggota DPR RI, Dr Anton Sihombing, saat mengunjungi Pasar Dwikora, kemarin. Anton yang didampingi anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) Janter Sirait, meminta wali kota melihat langsung kondisi para pedagang yang kiosnya habis terbakar.
Politisi Partai Golkar tersebut juga mengaku sangat menyesalkan sikap wali kota yang terkesan membiarkan pedagang korban kebakaran saling gontok-gontokan. Sebagai kepala daerah di kota Sapangambei Manoktok Hitei, katanya, Hulman harus memberikan pemahaman kepada pedagang Pasar Dwikora.
“Kalau sudah ada pemahaman dari wali kota, berdasarkan pemahaman itu, pedagang bisa membuat kesepakatan untuk diajukan ke pemerintah dan DPRD. Kita DPR siap membantu,” tukasnya.
Masih kata Anton, DPR bisa membantu Pemko Pematangsiantar untuk pengajuan bantuan dana dari Kementerian Sosial dan Kementerian Perdagangan. Hanya saja, sambungnya, Pemko tidak bisa buang badan dalam pembangunan kios di pasar yang terbakar.
“Untuk membahasnya, anggota DPR RI akan menemui Wali Kota Siantar. Minggu ini juga, beberapa anggota DPR turun ke Pasar Dwikora, lalu mengajak pedagang untuk meminta Hulman memberikan pemahaman langsung kepada mereka,” sebutnya.
Hal senada dikatakan Janter Sirait. Anggota DPRD dari Fraksi Golkar ini mengatakan, adalah hal lumrah Hulman takut ke Pasar Dwikora saat kebakaran, Minggu malam lalu. Tetapi, lanjutnya, rasa ketakutan jangan terlalu lama, sehingga Hulman tidak pernah datang ke Pasar Dwikora untuk melihat kondisi pedagang korban kebakaran.
“Kalau Hulman tidak langsung turun ke Pasar Dwikora, dia harus selalu pasang telinga supaya bisa menangkap aspirasi pedagang. Bagaimanapun, Hulman harus tahu apa yang akan dilakukannya bagi para pedagang. Hulman sebagai Wali Kota Siantar pilihan rakyat, tidak usah takut dengan rakyat,” tegasnya.
Kekhawatiran Hulman atas ancaman masyarakat, sambung Janter, jangan terlalu lama. Hulman sebaiknya bisa berdialog dengan pedagang agar emosi mereka berakhir.
“Hulman harus datang ke Pasar Dwikora, dan melakukan dialog dengan pedagang! Atau paling tidak memberikan beberapa opsi untuk dipilih pedagang. Selanjutnya Hulman tinggal menunggu apa yang menjadi pilihan pedagang. Tidak mungkin Hulman dibalbali kalau datang ke Pasar Dwikora. Kan masih ada polisi yang mengamankan. Hulman harus memberanikan diri supaya permasalahan pedagang cepat selesai,” ujarnya.
Janter yang sudah pernah berkunjung ke Pasar Dwikora pasca kebakaran, Senin (28/2) bersama anggota DPRD Sumut lainnya, menambahkan DPRD Sumut siap membantu sepanjang ada permohonan Wali Kota Siantar. Dirinya pun berharap ada kesepakatan yang dibuat oleh para pedagang.
“Kalau pun ada terjadi perbedaan pendapat untuk menyelesaikan peristiwa ini, itu lumrah. Dari beberapa pendapat, pedagang harus mengkaji sebuah kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pedagang,” tambah Janter.
Sementara Ketua DPRD Pematangsiantar Maruli Hutapea, terkait belum hadirnya Hulman ke Pasar Dwikora, mengatakan jika memang Hulman sebagai wali kota peduli, tentu akan datang melihat pedagang. Namun jika memang dia tidak mau, apa mau dibilang.
“Kalaupun hadir, sebenarnya sudah sangat terlambat karena wali kota telah mengetahui kebakaran tersebut ketika masih berlangsung. Terserah wali kota lah mau datang atau tidak,” tandasnya.
Tidak Punya Persfektif
Kepemimpinan
Ketua Studi Otonomi dan Politik (SoPo) Siantar-Simalungun, Kristian Silitonga mengatakan, tidak ada kebijakan yang tegas dan utuh dari Pemko Pematangsiantar terkait kebakaran Pasar Dwikora, semakin menunjukan Wali Kota Hulman Sitorus tidak memiliki persfektif kepemimpinan.
“Bukan hanya pada tataran kebijakan (penanggulangannya, red), bahkan sejauh ini pemimpin kota ini tidak jua mengunjungi lokasi kejadian untuk sekadar menunjukkan empati dan semangat bela-rasa atas musibah yang diderita warganya. Yang terkesan justru pembiaran dan kebijakan buang badan atas realitas persoalan, dan dalih keamanan dijadikan alasan pembenaran untuk absen saat kejadian,” kata Kristian.
Ia mengatakan, kebijakan penanggulangan yang ada terkesan parsial dan panik lewat nota kesepakatan antara wali kota dengan perwakilan pedagang, yang berisikn butir-butir  kesepakatan yang justru absurd dan membingungkan.
“Hemat saya, peristiwa publik seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara personal seperti itu. Ini bukan kapasitas wali kota sebagai pribadi, tapi lebih sebagai pejabat negara. Nota kesepakatan seperti itu tidak dikenal dalam konstruksi penyelenggaran pemerintahan daerah,” sebutnya.
Menurutnya, tentu ada standar penanggulangan bencana yang dapat ditempuh dengan melibatkan unsur Muspida dan instansi terkait.
“Koordinasi ini yang menurut saya tidak berjalan dengan baik. Wali kota dan jajarannya asyik dengan pikiran dan jalannya sendiri. Maaf, saya harus katakan pimpinan kota ini tidak memiliki persfektif kepemimpinan yang tegas dan dapat diteladani,” ujarnya.

Kadis Pasar & Camat Dicaci-maki
Dua pejabat di Pemko Pematangsiantar yang baru dilantik Selasa (1/3), yakni Kepala Dinas (Kadis) Pasar Sertaulina Girsang dan Camat Siantar Utara, dicaci-maki pedagang saat datang ke Pasar Dwikora, Rabu (3/2). Keduanya yang datang mengaku mewakili Wali Kota Pematangsiantar Hulman Sitorus, dinilai terkesan ‘sepele’ dengan para pedagang. 
Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Dwikora (IPPDA) menjembatani pertemuan pedagang dengan Wali Kota Pematangsiantar Hulman Sitorus di Pasar Dwikora. Bahkan IPPDA menyediakan tenda dan puluhan kursi sebagai tempat pertemuan.
Awalnya pedagang sempat senang karena mereka berpikir akan langsung bertemu dan memeroleh kepastian nsib mereka dari wali kota. Namun yang terjadi, wali kota hanya diwakili Kadis Pasar dan Camat Siantar Utara.
Itu pun, keduanya hanya sesaat berada di Pasar Dwikora. Bahkan Kadus Pasar Sertaulina hanya meminta para pedagang membuat kesepakatan terkait keinginan mereka, yang selanjutnya akan disampaikan kepada wali kota.
“Saya minta pedagang membuat kesepakatan. Apa maunya. Mau dibuat apa Pasar Dwikora. Kami hanya menerima keinginan pedagang,” katanya sembari melangkah pergi.
Hal yang sama dilakukan oleh Camat Siantar Utara Sertaulina Girsang.
“Berdasarkan nota kesepakatan antara pedagang dan Wali Kota Siantar beberapa waktu lalu, pedagang membangun setiap kiosnya dengan batu dan seng sesuai bestek. Biar semuanya serupa. Sedangkan besteknya, secepatnya akan diberikan oleh Dinas Pekerjaan Umum,” katanya, dan langsung berlalu meninggalkan pedagang.
Sikap kedua pejabat itu spontan membuat para pedagang emosi. Tak ayal, keduanya langsung dicaci-maki pedagang.
“Bin***** kau! Nggak tahu sopan-santun! Kau pikir kami pedagang ini, apa? Habis kau bilang cakapmu, langsung pergi! Belum lagi kami memberikan pendapat, sudah langsung pergi! Nggak punya mata mungkin si Hulman memilih kau jadi Kadis! Cocoknya kedua orang ini digonikan saja,” teriak pedagang.
Sementara pengurus IPPD hanya diam melihat kondisi tersebut.
Kepada METRO, Kadis Pasar Sertaulina Girsang mengaku tidak menolak permintaan pedagang. Tapi, katanya, dibutuhkan satu kesepakatan semua pedagang Pasar Dwikora. “Kami sebagai instansi terkait, sifatnya hanya menunggu hasil kesepakatan pedagang. Jadi, biar saja dulu pedagang berunding,” tukasnya.
Bubarkan
Organisasi Pedagang
Beberapa pedagang meminta agar organisasi pedagang di Pasar Dwikora dibubarkan. Sebab dinilai hanya untuk kepentingan pribadi. Apalagi kesepakatan yang dibuat organisasi pedagang dengan wali kota tanpa ada koordinasi terlebih dahulu dengan para pedagang.
Seperti dikatakan Bonar Saragih, pedagang di Pasar Dwikora.  
“Katanya organisasi untuk menyambung lidah pedagang. Nyatanya, buat kesepakatan tanpa ada koordinasi. Jangan-jangan mereka meminta uang dari Hulman, makanya  Hulman tidak mau datang ke Pasar Dwikora. Sebaiknya organisasi pedagang dibubarkan! Kami tidak mengakuinya. Jangan ada lagi yang mengaku-ngaku organisasi sebagai perwakilan aspirasi pedagang,” tegasnya.
Diakuinya, selama ini mereka tidak pernah mengetahui ada organisasi pedagang Pasar Dwikora. Tetapi di saat ada bencana, tiba-tiba muncul organisasi pedagang.
“Kalau memang ingin membantu pedagang, harus ada koordinasi dengan pedagang,” sebutnya.
Hal senada dikatakan Sawaluddin Saragih, pedagang buah. Ia mengatakan, para pedagang hanya butuh dana agar bisa membangun kios.  (osi/awa)
Polisi Didesak Ungkap Penyebab Kebakaran
Pedagang mendesak pihak kepolisian mengungkap peristiwa kebakaran Pasar Dwikora. Apalagi sejumlah pedagang menduga kuat pasar tersebut sengaja dibakar. Seperti dikatakan seorang pedagang, B br Saragih.
“Cuma ini kiosku, itupun harus dibakar. Kayak mana mau kubuat memperbaiki ini?” tanya perempuan berusia 57 tahun itu.
Ia menduga Pasar Dwikora sengaja dibakar oleh oknum tertentu untuk kepentingan kelompok tertentu. Alasannya, api yang semula kecil tiba-tiba langsung menyala besar dalam waktu cukup singkat.
“Halak na oto do iba. Alai, molo mangida parhatop ni api, gabe curiga iba (aku orang bodoh. Tapi, kalau melihat api cepat merebak, kita jadi curiga, red),” tukasnya.
Desakan agar polisi mengusut kasus kebakaran itu juga dilontarkan Ketua Forum Mahasiswa Peduli Hukum (FMPH) Siantar-Simalungun, Dian.
“Isu yang kita dengar, pasar sengaja dibakar oknum tertentu, dan desas-desusnya mengaitkan Wali Kota Hulman Sitorus,” tukas Dian, yang menyebut peristiwa kebakaran itu memberikan peluang kepada elit-elit politik untuk mengambil keuntungan pribadi.
Dian juga menduga, terbakarnya Pasar Dwikora merupakan sabotase untuk menjatuhkan Wali Kota Hulman Sitorus, yang sebelumnya mengeluarkan pernyataan Pemko tidak akan membakar pasar.
“Isu pembakaran sebelum kejadian itu digunakan sebagai trik agar wali kota bicara,” katanya.
Hanya saja, sambungnya, meski wali kota terkesan dijebak, namun ia tetap harus mempertanggungjawabkan pernyataannya kepada pedagang.
Untuk percepatan pengusutan, sambungnya, DPRD dimintakan memberi tekanan kepada Polresta.
“DPRD juga harus meminta pertanggungjawaban Hulman Sitorus sebagai Wali Kota Pematangsiantar yang sudah telanjur berjanji di hadapan para pedagang,” tambahnya.
Sementara itu DPC PDI-P Pematangsiantar juga mendesak aparat kepolisian dan DPRD mengusut penyebab kebakaran Pasar Dwikora. Seperti disampaikan Ketua DPC PDI-P Pematangsiantar Timbul Marganda Lingga SH, Rabu (2/3), di kantor DPC PDI-P Jalan Ricardo Siahaan, Kecamatan Siantar Simarimbun.
PDI-P, kata Timbul, prihatin atas musibah yang dialami para pedagang Pasar Dwikora. Terlebih mengingat Pemko Pematangsiantr terkesan buang badan dan seakan-akan tidak bertanggungjawab.
“Pemko seakan-akan tidak peduli dengan nasip ribuan pedagang,” katanya.
Hal itu, sambungnya, jelas terlihat dari tidak adanya upaya peningkatan pengamanan pasar, setelah munculnya isu pasar itu akan dibakar.
Sedangkan Sekretaris DPC PDI-P Pematangsiantar Pardamean Sibarani menambahkan, Pemko terkesan membiarkan kobaran api membumihanguskan ribuan kios milik pedagang.
“Informasi ini kita dapatkan dari kader dan simpatisan kita yang berdagang di pasar itu,” ujarnya.
Melihat kondisi itu, dengan tegas Pardamean menyebutkan DPC PDI-P Siantar mendesak kepolisian mengusut tuntas penyebab kebakaran. Kemudian mendesak DPRD Siantar membentuk Panitia Khusus (Pansus) dengan mendengar langsung kronologi kejadian dari pedagang. Serta mendesak Pemko bertanggungjawab penuh dalam melakukan pemulihan pasar seperti semula tanpa membebani pedagang.
“Sepanjang nota kesepakatan yang dibuat Pemko dengan perwakilan pedagang dapat membela kepentingan masyarakat banyak, kita setuju,” sambung Amri Simanjuntak selaku Wakil Ketua Hukum, HAM, dan Advokasi DPC PDI-P Siantar.
Namun demikian, lanjutnya, PDI-P akan tetap mendampingi pedagang dalam perwujudan pembangunan kios.
Ditambahkan Hendry Manurung selaku Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga DPC PDIP Pematangsiantar, pihaknya menyesalkan sikap Pemko Siantar yang tidak menjalin kerja sama dengan DPRD dan Muspida dalam mengambil sikap untuk penanganan dan penanggulangan nasib pedagang.
“Agak janggal kita rasa Pemko membuat kesepakatan dengan pedagang tanpa kehadiran DPRD dan Muspida,” ujarnya.

Selasa, 01 Maret 2011

Gedung Baru di Aek Latong Tak Kunjung Difungsikan

Dari Selesai Dibangun Tahun 2009
SIPIROK-METRO; Beberapa unit gedung milik Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan yang dibangun pada tahun 2009 di Dusun Aek Latong, Desa Marsada, Kecamatan Sipirok, belum difungsikan sebagaimana mestinya hingga saat ini.

(F:metro/Amran Pohan)
Komplek Perkantoran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tapsel di Dusun Aek Latong, Desa Marsada, Kecamatan Sipirok, yang belum difungsikan.
Pantauan METRO belum lama ini, sekitar 7 gedung tampak belum ada aktivitas kerja dan terkunci rapat. Ketika wartawan mengamati dari jendela kaca ke setiap ruangan yang ada, tak terlihat adanya perlengkapan kerja kantor, seperti lemari, meja dan kursi alias setiap ruangan lowong, bahkan tragisnya di beberapa sudut tampak kran air tak berfungsi dan kotoran binatang menempel dan mulai mengering di lantai.
Di samping itu, pintu gerbang (sorong) yang terbuat dari bahan besi sudah sulit untuk didorong. Kantor terlihat tulisan mulai memudar dan diperkirakan semenjak dibangun 7 gedung tersebut belum pernah difungsikan sebagaimana layaknya.
Keterangan diperoleh METRO dari beberapa warga setempat, sejak selesai dibangun pada tahun 2009 lalu, kondisi komplek tersebut belum berfungsi. Namun, sesekali dua atau 4 orang dengan pakaian dinas datang ke lokasi sekadar meninjau.
“Sejak selesai dibangun memang belum berfunsi, hanya saja sesekali 4 orang mengunjungi lokasi tersebut dan beberapa saat pulang. Lalu, kalau tidak salah memang ada yang menjaganya, tapi sekarang tak tahu lagi,” kata beberapa warga yang jumpai METRO bermarga Siregar dan Pane.

Minggu, 27 Februari 2011

BELAJAR BERBAGI

Entah dari mulut siapa do'a itu akan terkabul. ketika kita bersedekah dan si penerima mengucap terimakasih serta memanjatkan doa untuk kita kepada Tuhan, mungkin dari mulutnya-lah do'a itu terkabul. Jadi, makin banyak kita memberi, makin banyak kemungkinan kita didoakan orang lain......:D

Sipirok Fokus Tingkatkan Sektor Pertanian

SIPIROK-TAPSEL; Peningkatan kapasitas dan kualitas sektor pertanian dan perkebunan menjadi salah satu prioritas rencana pembangunan di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Hal ini sesuai dengan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Sipirok, yang digelar Kamis (24/2), di Balai Desa Pasar Sipirok.
Pelaksana Tugas (Plt) Camat Sipirok, Drs Anwar Efendi, kepada METRO, Jumat (25/2) mengatakan, Kecamatan Sipirok masih memprioritaskan peningkatan sektor pertanian sebagai salah satu mata pencaharian warga secara keseluruhan. Di samping rencana pembangunan sektor lainnya, seperti perbaikan infrastruktur jalan jembatan, irigasi fasilitas sarana-prasarana kesehatan, peningkatan kebersihan, dan kesehatan lingkungan.
“Rencana pembangunan ke depan sesuai dengan hasil musyawarah adalah masih memprioritaskan pembangunan sekrtor peranian, dengan sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat secara merata karena sektor pertanian lebih banyak banyak menyentuh warga di wilayah ini,” katanya.
Ditambahkannya, begitu banyaknya usulan dari berbagai desa yang menitikberatkan pada pembangunan sektor pertanian tersebut tentunya sudah sesuai dengan program yang sudah direncanakan Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu.
“Pada musyawarah itu, kita juga menekankan agar ke depan peserta musrenbang jangan hanya fokus dengan usulan pembangunan fisik saja, tetapi harus memperhatikan sektor non fisik. Sebab, masih banyak potensi pembangunan non fisik yang harus digali dan diangkat ke permukaan dan dikembangkan, sehingga dapat mendobrak peningkatan sektor perekonomian warga, seperti kerajinan tembikar, budidaya rotan dan sektor pariwisata. Itu semua sangat erat kaitannya dengan upaya peningkatan ekonomi masyarakat k edepan,” terangnya.
Turut hadir dalam musrenbang, tim dari tingkat II Pemkab Tapsel, yakni perwakilan Bappeda, Dinas PU Tapsel, Dinas Tarukim Tapsel, Satpol PP, muspika, 36 kepala desa dan 6 lurah se-Kecamatan Sipirok, perwakilan BPD dan perwakilan Lembaga Pemberdayaan Mmasyarakat (LPM), sekdes, serta Kaur pembangunan. (KEnt)